Yuk kita cermati lebih lanjut ! Pertama, durasi noken-as diplot pada
275 derajat. Jadi lebih tinggi dari sebelumnya yang 270 derajat.
Buka-tutup klep masuk dan buang bermain di angka 58 dan 37 derajat saat
sebelum dan sesudah TMA (Titik Mati Atas) dan TMB (Titik Mati Bawah).
Jika angka-angka tadi dijumlahkan dengan 180 derajat (derajat kruk-as)
didapat 275 tersebut.
Di sini terlihat lebih cepat membuka agar
menciptakan tenaga yang responsif sesuai tipikal sirkuit tanah air yang
cenderung stop and go. Efek rumusan camshaft tadi, maka lift klep
menjadi lebih tinggi. “Sebelumnya 8,8 mm dan sekarang ini 9 mm,“ tutur
Jitenk yang pede dengan kombinasi klep Sonic (27/23 mm).
“Top
speednya lebih mudah tercapai. Jadi nggak kelamaan. Saat latihan di
Mandala Krida dengan handycap biasanya dapat menembus 19,2 detik,“
timpal Fedri Efendi yang masih kuliah di YKPN Jogjakarta.
Hal
kedua soal dapur pacu rasio. Rasio IV didesain lebih enteng. Lagi-lagi,
sama dengan pemikiran diatas untuk menciptakan power yang lebih cepaat.
Sebelumnya dengan perbandingan 22-21 (1,04) menjadi 24-21 (1,14).
Silahkan cermati angka koefisien yang ada dalam kurung. Semakin besar,
maka semakin menunjukkan kailan tenaga yang lebih responsif. | ogy
SISTEM DC (PRODRAG) LEBIH OPTIMALPilihan
sistem pengapian dalam road race yang dikenal dengan alternatif arus
bolak-balik (AC) dan searah (DC) tergolong debatable alias menjadi
perdebatan. Pada intinya, ada mekanik yang mengklaim lebih baik AC, ada
juga yang pede dengan DC. “Masukan dari pembalap saya, DC lebih oke dan
terasa di putaran menengah hingga atas, “ujar Jitenk yang siap menerima
order mesin spek seeded dan pemula.
Sehubungan konteks pengapian
tersebut, maka diaplikasi CDI Rextor jenis Pro Drag yang menganut DC.
Secara harga memang otak pengapian ini relatif mahal dibanding beberapa
produk AC. Boleh jadi, kinerjanya lebih baik.
“Magnet asli saya
bubut hingga tersisa 450 gram dan tanpa balancer. Putaran mesin dibuat
lebih ringan. Titik tertinggi ada di 38 derajat di RPM 8000, sedang saat
AC di 35 derajat pada RPM 9000,“ tambah Jitenk yang sempat memback-up
settingan beberapa tim wilayah Jawa Barat. ogy
SPEK KOREKAN: KLEP
: Sonic (27/23 mm), LIFT KLEP : 9 mm, KARBURATOR : Mikuni Sudco 24,
MAIN JET ; 155, PILOT JET : 35, RASIO : 36-13 (I), 29-16 (II) dan 24-21
(IV), CDI : Rextor (Pro Drag), KNALPOT : Cream Pie, FINAL GEAR : 13-40
(Mandala Krida, Jogja).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar