Senin, 15 Oktober 2012

sistem DC Prodrag,, lebih bagus

Yuk kita cermati lebih lanjut ! Pertama, durasi noken-as diplot pada 275 derajat. Jadi lebih tinggi dari sebelumnya yang 270 derajat. Buka-tutup klep masuk dan buang bermain di angka 58 dan 37 derajat saat sebelum dan sesudah TMA (Titik Mati Atas) dan TMB (Titik Mati Bawah). Jika angka-angka tadi dijumlahkan dengan 180 derajat (derajat kruk-as) didapat 275 tersebut.

Di sini terlihat lebih cepat membuka agar menciptakan tenaga yang responsif sesuai tipikal sirkuit tanah air yang cenderung stop and go. Efek rumusan camshaft tadi, maka lift klep menjadi lebih tinggi. “Sebelumnya 8,8 mm dan sekarang ini 9 mm,“ tutur Jitenk yang pede dengan kombinasi klep Sonic (27/23 mm).

“Top speednya lebih mudah tercapai. Jadi nggak kelamaan. Saat latihan di Mandala Krida dengan handycap biasanya dapat menembus 19,2 detik,“ timpal Fedri Efendi yang masih kuliah di YKPN Jogjakarta. 

Hal kedua soal dapur pacu rasio. Rasio IV didesain lebih enteng. Lagi-lagi, sama dengan pemikiran diatas untuk menciptakan power yang lebih cepaat. Sebelumnya dengan perbandingan 22-21 (1,04) menjadi 24-21 (1,14). Silahkan cermati angka koefisien yang ada dalam kurung. Semakin besar, maka semakin menunjukkan kailan tenaga yang lebih responsif. | ogy


SISTEM DC (PRODRAG) LEBIH OPTIMALPilihan sistem pengapian dalam road race yang dikenal dengan alternatif arus bolak-balik (AC) dan searah (DC) tergolong debatable alias menjadi perdebatan. Pada intinya, ada mekanik yang mengklaim lebih baik AC, ada juga yang pede dengan DC. “Masukan dari pembalap saya, DC lebih oke dan terasa di putaran menengah hingga atas, “ujar Jitenk yang siap menerima order mesin spek seeded dan pemula.

Sehubungan konteks pengapian tersebut, maka diaplikasi CDI Rextor jenis Pro Drag yang menganut DC. Secara harga memang otak pengapian ini relatif mahal dibanding beberapa produk AC. Boleh jadi, kinerjanya lebih baik.

“Magnet asli saya bubut hingga tersisa 450 gram dan tanpa balancer. Putaran mesin dibuat lebih ringan. Titik tertinggi ada di 38 derajat di RPM 8000, sedang saat AC di 35 derajat pada RPM 9000,“ tambah Jitenk yang sempat memback-up settingan beberapa tim wilayah Jawa Barat. ogy

SPEK KOREKAN: KLEP : Sonic (27/23 mm), LIFT KLEP : 9 mm, KARBURATOR : Mikuni Sudco 24, MAIN JET ; 155, PILOT JET : 35, RASIO : 36-13 (I), 29-16 (II) dan 24-21 (IV), CDI : Rextor (Pro Drag), KNALPOT : Cream Pie, FINAL GEAR : 13-40 (Mandala Krida, Jogja).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar